Distribusi Tangki Air PDAM Maja Tirta Kota Mojokerto Dikeluhkan Warga, Dinilai Tak Merata
Mojokerto — Distribusi bantuan air bersih dari PDAM Maja Tirta Kota Mojokerto menuai keluhan dari sejumlah warga. Pasalnya, bantuan tangki air yang seharusnya menjadi solusi untuk mengatasi kekeringan dan krisis air bersih di beberapa wilayah, dinilai tidak merata. Beberapa kelurahan mendapat pasokan lebih banyak, sementara lainnya justru kekurangan atau bahkan belum tersentuh bantuan sama sekali.
Sejumlah warga mengungkapkan, mereka harus menunggu lebih lama untuk mendapatkan giliran pengiriman tangki air, padahal kondisi kekeringan sudah cukup parah. “Sudah seminggu kami ajukan permintaan air bersih, tapi sampai sekarang belum ada tangki yang datang. Sementara di daerah lain, tiap hari dapat kiriman,” keluh Sumiati (47), warga Kelurahan Mentikan, Senin (1/7/2025).
Penyebab Distribusi Tidak Merata
Direktur Utama PDAM Maja Tirta, Budi Santoso, mengakui adanya ketidakseimbangan distribusi. Hal ini, menurutnya, disebabkan oleh keterbatasan armada tangki air dan prioritas pengiriman berdasarkan laporan wilayah yang dinilai paling membutuhkan.
“Kami berupaya mendistribusikan air secara adil, tetapi memang ada kendala di lapangan. Armada kami terbatas, sementara permintaan sangat tinggi seiring musim kemarau ini,” jelas Budi.

Pihak PDAM berjanji akan segera melakukan evaluasi jalur distribusi agar bantuan air bersih dapat menjangkau seluruh wilayah terdampak secara lebih merata.
Langkah Pemkot Mojokerto
Menanggapi keluhan warga, Pemkot Mojokerto melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) segera berkoordinasi dengan PDAM Maja Tirta untuk memperbaiki pola distribusi.
“Kami sudah minta PDAM untuk membuat peta distribusi yang lebih transparan dan terjadwal, sehingga semua wilayah terdampak kekeringan dapat terlayani secara adil,” kata Kepala DPRKP Kota Mojokerto, Siti Aisyah.
Harapan Warga
Warga berharap distribusi bantuan air bersih ini benar-benar diperhatikan, mengingat air bersih adalah kebutuhan mendesak yang tak bisa ditunda. “Yang penting ada kejelasan jadwal dan semua kebagian. Kalau harus antre, kami bisa maklum asalkan adil,” ujar Sumiati.