Gudang Pengeringan Tepung Hangus Dilalap Si Jago Merah, Kerugian Capai Rp 300 Juta
Kota Mojokerto- Malam yang tenang di Dusun Kecapangan, Ngoro, tiba-tiba berubah menjadi chaos menyusul kobaran api hebat yang melahap sebuah gudang pengering tepung, Senin malam. Peristiwa yang bermula sekitar pukul 19.00 WIB itu menghanguskan hampir seluruh bangunan beserta isinya, meninggalkan kerugian material yang diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.

Baca Juga : Gus Barra Sidak Progres Pembangunan Jembatan Talunbrak
Gudang yang merupakan milik Muaji, seorang Kepala Dusun Buluresik, Desa Manduromanggunggajah itu terbakar hebat. Jerit histeris dan teriakan warga memecah kesunyian malam saat semburan api dan kepulan asap tebal membumbung tinggi dari lokasi kejadian. Warga yang panik bersama penjaga gudang segera berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya, sambil berusaha mencegah jilatan api menjalar ke area lain sembari menunggu kedatangan petugas pemadam kebakaran.
Lima Jam Perjuangan Padamkan Kobaran Api
Upaya pemadaman akhirnya diperkuat dengan kedatangan petugas profesional. Sebanyak lima unit mobil pemadam kebarakan (PMK) dari NIP dan dua unit dari BPBD Kabupaten Mojokerto dikerahkan ke lokasi. Namun, perjuangan mereka tidak mudah. Butuh waktu hampir lima jam untuk benar-benar mengendalikan si jago merah yang ganas tersebut.
“Api baru berhasil kami jinakkan sepenuhnya sekitar pukul 23.53 WIB. Kendala utama adalah banyaknya material yang sangat mudah terbakar di dalam gudang, terutama kayu bakar dan tepung yang kering,” ujar Komandan Regu Damkar BPBD Kabupaten Mojokerto, Soekamto. Total area yang hangus terbakar diperkirakan mencapai 300 meter persegi (20m x 15m).
Tungku Oven Diduga Sebagai Pemicu
Kapolsek Ngoro, Kompol Heru Purwandi, yang turun langsung ke lokasi menyampaikan hasil sementara penyelidikan. Titik api diduga kuat berasal dari area oven pengering tepung.
“Dari keterangan saksi yang merupakan penjaga gudang, diduga kuat penyebabnya adalah api dari tungku oven yang lupa dimatikan. Akibat embusan angin yang kencang, percikan api dari tungku tersebut menyambar tumpukan kayu bakar kering yang ada di depannya. Api dengan cepat menjalar dan membesar,” jelas Heru kepada awak media.
Tidak Ada Korban Jiwa, Namun Kerugian Material Sangat Signifikan
Syukur dalam musibah ini, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan. Seluruh pekerja dan warga berhasil menyelamatkan diri dengan selamat.
Meski begitu, kerugian material yang diderita sangatlah besar. Hampir seluruh struktur bangunan gudang dan segala peralatan serta isi di dalamnya habis menjadi abu. Pemilik gudang, Muaji, memperkirakan nilai kerugiannya mencapai sekitar Rp 300 juta.
Peristiwa ini menjadi pengingat yang keras bagi para pelaku industri rumahan akan pentingnya prosedur keselamatan kebakaran, khususnya dalam pengelolaan sumber api dan penyimpanan material yang mudah terbakar.
Kronologi Kejadian Terungkap dari Keterangan Saksi
Selanjutnya, seorang saksi mata yang merupakan penjaga gudang kemudian menjelaskan kronologi kejadian. Ia mengaku sempat memeriksa oven sebelum kejadian, namun ia menduga angin malam yang kencang menyebabkan percikan api melompat ke tumpukan kayu di dekatnya. “Saya melihat api kecil di dekat kayu, lalu saya segera berteriak minta tolong dan mencoba memadamkannya dengan karung basah,” jelasnya. Akan tetapi, upayanya sudah terlambat karena api dengan cepat membesar dan menjalar ke seluruh bangunan.
Proses Pemadaman Menghadapi Kendala Serius
Selain itu, tim damkar juga menghadapi kendala besar di lokasi. Mereka kesulitan mencari sumber air yang cukup dekat. Akibatnya, mereka harus mendatangkan pasokan air dari jarak yang cukup jauh. “Kami bergerak cepat, tetapi akses air menjadi tantangan utama kami di lapangan,” tambah Soekamto.
Pemilik Gudang Mengungkapkan Rasa Syukur dan Kekhawatiran
Di sisi lain, pemilik gudang, Muaji, menyatakan rasa syukurnya karena tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. “Harta benda bisa dicari lagi, yang penting semua selamat,” ujarnya. Namun, ia juga mengungkapkan kekhawatirannya tentang dampak ekonomi jangka pendek. “Gudang ini menampung hasil pertanian banyak warga. Sekarang, kami harus memikirkan solusi untuk proses pengeringan selanjutnya,” jelasnya.
Kedepan, Evaluasi Keselamatan Menjadi Prioritas
Oleh karena itu, peristiwa ini memicu komitmen untuk mengevaluasi standar keselamatan. Baik pemilik gudang maupun perwakilan warga berjanji akan menerapkan protokol yang lebih ketat. “Kami akan pastikan jarak penyimpanan kayu bakar dari sumber api lebih jauh, dan akan selalu memastikan pemadaman oven sebelum malam tiba,” pungkas Muaji. Selanjutnya, mereka juga berencana menyiapkan alat pemadam lebih memadai di setiap titik usaha.






