Mahakarya Baja Nusantara: Mengungkap Kejayaan Industri Senjata Majapahit yang Mendunia
Kota Mojokerto- Di balik kemasyhuran Majapahit sebagai raksasa agraris dan maritim, tersembunyi sebuah fakta sejarah yang tak kalah gemilang: kerajaan ini adalah pusat industri senjata terkemuka di masanya. Lebih dari sekadar pemasok untuk pasukan sendiri, Majapahit rupanya telah menjadi eksportir senjata berkualitas tinggi yang reputasinya menjangkau benua lain. Bagaimana tidak, keris dan pedang karya empu-empu legendaris telah melanglangbuana hingga ke pasar internasional, salah satunya adalah India.

Baca Juga : Menghidupkan Jiwa Bangsa Di Hari Batik Nasional
Bukti otentik dari masa keemasan industri persenjataan Nusantara ini datang dari kesaksian seorang penjelajah Portugis ternama, Tome Pires, yang berkelana ke Pulau Jawa sekitar abad ke-15 dan 16 Masehi. Dalam catatan perjalannya, Pires dengan takjub menuliskan bahwa pedang-pedang buatan Majapahit merupakan komoditas yang dicari dan telah diekspor hingga ke India. Sebuah prestasi yang setara dengan brand senjata mewah dari Eropa pada era tersebut.
Rahasia di Balik Baja Legendaris: Nikel dari Timur
Lantas, apa rahasia di balik kualitas senjata Majapahit yang begitu disegani? Menurut Tommy Raditya Dahana, Pamong Budaya Pertama Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah (BPKW) XI, kunci utamanya terletak pada bahan baku yang unggul.
“Besi yang digunakan untuk menempa pedang dan keris Majapahit memiliki ciri khas, yaitu kaya akan kandungan nikel,” ungkap Tommy. “Bahan baku berkualitas tinggi ini, berdasarkan penelitian para ahli, tidak berasal dari Pulau Jawa sendiri. Semua bukti mengarah pada dua pulau seberang lautan yang dikenal memiliki deposit bijih besi terbaik: Kalimantan dan Sulawesi.”
Dua lokasi yang khususnya disebut sebagai penghasil bijih besi premium adalah Danau Matano dan Hulu Sungai Kalaena di Sulawesi Selatan. Danau Matano, khususnya, dikenal memiliki kandungan nikel yang tinggi dalam bijih besinya, sebuah karakteristik yang langka dan sangat berharga untuk menempa senjata yang kuat, lentur, dan tahan karat.
Jalur Logistik Kuno dan Koneksi Politik Global
Lalu, bagaimana bahan baku dari Sulawesi ini sampai ke pusat kerajaan di Trowulan? Rantai pasok ini menunjukkan kecanggihan logistik dan jaringan diplomatik Majapahit. Bijih besi dari Danau Matano diperkirakan dibawa ke Jawa melalui Teluk Bone, yang dikuasai Kerajaan Luwu, atau melalui pantai timur Sulawesi yang berada di bawah kendali Kerajaan Banggai.
“Yang menarik, kedua kerajaan ini, Luwu dan Banggai, memiliki hubungan afiliasi yang kuat dengan Majapahit sebagai pembayar upeti,” jelas Tommy. “Status mereka sebagai negara vasal ini bukan hanya soal pengakuan politik, tetapi juga menunjukkan bahwa komoditas besi yang mereka miliki sudah menjadi barang ekspor yang sangat penting dan bernilai tinggi pada masa itu.” Dengan kata lain, jalur perdagangan bijih besi ini telah menjadi urat nadi yang memperkuat hegemoni Majapahit.
Sentuhan Empu: Lahirnya Senjata Bertuah dan Bernilai Seni Tinggi
Bahan baku yang luar biasa tidak akan berarti tanpa sentuhan tangan-tangan terampil. Para Empu Majapahit adalah ilmuwan dan seniman sejati di zamannya.
Bahkan, senjata yang dibuat dari bijih besi Danau Matano dapat dikenali dengan ciri khasnya yang memukau: Pamor Luwu. “Kandungan nikel yang tinggi itu, ketika ditempa dan diolah dengan teknik tertentu, akan memunculkan pola pamor (ukiran logam) yang khas dan indah, yang dalam dunia perkerisan dikenal sebagai pamor luwu,” papar Tommy. Pamor ini bukan hanya sekadar hiasan, tetapi menjadi semacam “sertifikat keaslian” yang menunjukkan kualitas dan asal-usul materialnya yang elit.
Warisan yang Abadi: Jejak Empu Supo di Trowulan
Legendaris Kejayaan industri senjata Majapahit ini meninggalkan jejak yang masih bisa dirasakan hingga kini. Di Dusun Watesumpak, Trowulan, terdapat sebuah petilasan yang dipercaya sebagai peninggalan Empu Supo, seorang empu yang namanya harum sepanjang masa. Empu Supo dipercaya sebagai empu pembuat keris kelas wahid (utama) pada zamannya.
Dengan demikian, kisah industri senjata Majapahit bukan sekadar cerita tentang besi dan baja. Ini adalah narasi tentang kemajuan teknologi, jaringan perdagangan global, kekuatan diplomasi, dan nilai seni yang tinggi. Keris dan pedang Majapahit adalah lebih dari sekadar alat perang; mereka adalah mahakarya yang menjadi simbol kejayaan sebuah peradaban Nusantara yang pernah menguasai lautan dan menjangkau pasar dunia. Sebuah warisan kebanggaan yang membuktikan bahwa jauh sebelum era modern, Indonesia telah menjadi pemain utama dalam industri strategis global.





