Pro Kontra ‘Penanda Jejak Koesno’ di Mojokerto: Antara Pelestarian Sejarah dan Pemborosan Anggaran
Mojokerto, Jawa Timur – Pemasangan instalasi Penanda Jejak Koesno oleh Pemerintah Kota Mojokerto menuai polemik di kalangan masyarakat. Monumen yang didedikasikan untuk mengenang masa kecil Presiden pertama Indonesia, Soekarno (bernama kecil Koesno) selama tinggal di Mojokerto ini dikritik sejumlah kalangan sebagai proyek kurang prioritas di tengah berbagai persoalan kota yang mendesak.
Detail Proyek Penanda Jejak Koesno
✔ Lokasi: Jalan R.A. Kartini (depan eks Gedung Nasional Indonesia)
✔ Bentuk: Patung kecil Koesno dengan peta jejak sejarah
✔ Anggaran: Rp 350 juta dari APBD 2025
✔ Tujuan:
-
Menghidupkan memori sejarah lokal
-
Destinasi wisata heritage baru
-
Edukasi generasi muda
-
Jejak Koesno Baca juga: Target Tinggi Mitsubishi Expander ‘Goyang’ Avanza
Argumen Pendukung Proyek Jejak Koesno
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menyatakan:
*”Ini investasi budaya jangka panjang. Mojokerto punya peran penting dalam pembentukan karakter Bung Karno saat bersekolah di HIS Mojokerto tahun 1907-1912.”*
Sejarawan Universitas Negeri Malang, Prof. Dr. Agus Suprijono:
“Secara akademis, penguatan narasi sejarah lokal semacam ini penting untuk membangun identitas kota.”
Kritik Tajam dari Berbagai Pihak Jejak Koesno
-
Forum Warga Mojokerto:
“Dana sebesar itu lebih bermanfaat untuk perbaikan drainase yang sering banjir.” -
Aktivis Antikorupsi:
“Proses tender perlu diaudit, harga patung sederhana ini terlalu mahal.” -
Guru SDN Mojokerto 3:
“Daripada patung, lebih baik tambah koleksi buku sejarah di perpustakaan sekolah.”
Data Dukungan & Penolakan
(Survei Lembaga Riset Lokal, Juni 2025)
-
52% warga menilai tidak urgent
-
33% setuju sebagai investasi budaya
-
15% tidak memberikan pendapat
Respons Pemkot Mojokerto
Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari:
“Kami menghargai semua masukan. Anggaran untuk proyek ini tidak mengurangi alokasi sektor penting. Justru ini bagian dari penguatan identitas ‘Kota Heritage’ kami.”
Fakta Sejarah Koesno di Mojokerto
-
Tinggal selama 5 tahun (usia 6-11 tahun)
-
Bersekolah di HIS (sekarang SMPN 1 Mojokerto)
-
Tinggal di rumah keluarga Oey Tjeng Hien
-
Sering menghabiskan waktu di Pemandian Punden
Alternatif Solusi yang Ditawarkan
-
Kompensasi Sosial:
-
Pemkot akan menggelar festival sejarah secara rutin
-
Beasiswa untuk penelitian sejarah lokal
-
-
Transparansi Anggaran:
-
Publikasi detail biaya proyek
-
Pelibatan komunitas seniman lokal
-
-
Multi-fungsi Fasilitas:
-
Spot instalasi difungsikan sebagai ruang baca
-
Papan informasi digital interaktif
-