Angin Kencang Porak-Porandakan Keindahan Ornamen Majapahit di Taman Benpas Kota Mojokerto
Kota Mojokerto- Sapu angin kencang yang melanda Kota Mojokerto beberapa hari lalu tidak hanya membawa hawa sejuk, tetapi juga meninggalkan jejak kehancuran di beberapa titik. Salah satu lokasi yang paling merasakan dampaknya adalah Taman Benteng Pancasila (Benpas), sebuah ruang terbuka hijau yang menjadi kebanggaan warga.

Baca Juga : Ketegangan Menyelimuti 18 Non-ASN Mojokerto, Meja Hijau Menanti Jika Harapan Pupus
Keindahan taman yang terletak di Jalan Benpas ini kini tercoreng. Ornamen-ornamen bersejarah bergaya arsitektur Majapahit, yang menjadi ciri khas taman tersebut, mengalami kerusakan parah. Penyebabnya adalah pohon-pohon besar di sekitar taman yang tidak mampu menahan terpaan angin dan akhirnya tumbang, menghancurkan apa yang ada di bawahnya.
Pilar Hancur dan Tembok Remuk
Dari pantauan di lokasi, kerusakan terlihat sangat jelas dan memilukan. Dua pilar ulir (pilaster) bergaya Majapahitan yang biasanya menjadi latar foto yang cantik, kini tergeletak ambruk. Struktur bata merah yang tersusun rapi itu hancur berantakan, berserakan di antara cabang dan batang pohon yang sudah dipotong-potong petugas.
“Kocar-kacir semua kena angin. Yang biasanya bagus dan sering jadi spot foto, sekarang melihatnya jadi sedih,” ujar Yudi, seorang pengunjung yang menyaksikan langsung kondisi taman pasca-bencana.
Tidak hanya pilar, tembok pembatas dari bata merah di sisi barat taman juga tidak luput dari amukan alam. Sebagian tembok di sudut area parkir itu remuk diterjang dahan dan batang pohon yang tumbang. Jejak kehancuran masih terlihat jelas; puing-puing bata merah, pecahan ornamen, dan sisa-sisa ranting pohon masih belum sepenuhnya dibersihkan, menggambarkan betapa dahsyatnya insiden tersebut.
“Saya lewat setelah kejadian, itu tembok parkirnya hancur. Iya, kena pohon tumbang itu,” tutur Wahyu, warga setempat, mengonfirmasi kerusakan yang terjadi.
Tim DLH Bergerak Cepat Hadapi Banyak Titik Kerusakan
Menghadapi musibah ini, tim reaksi cepat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mojokerto langsung turun tangan. Namun, proses evakuasi dan pembersihan tidak bisa dilakukan secara instan. Angin kencang pekan lalu menyebabkan pohon tumbang di banyak titik, sementara peralatan dan personel yang ada terbatas.
“Setiap hari kami melakukan penanganan secara bergilir. Setelah dari Taman Benpas, kami akan segera menangani pohon yang tumbang di area Sungai Sadar,” jelas Gandhi, salah seorang petugas DLH yang tengah bertugas. Peryataan ini menunjukkan bahwa pekerjaan rumah yang dihadapi pemerintah kota cukup besar pasca-badai.
Mengenal Taman Benpas, Ruang Hijau Bernuansa Sejarah
Sebagai informasi, Taman Benpas bukanlah taman biasa. Taman ini dibangun secara bertahap sepanjang tahun 2020 dan 2021 melalui pemanfaatan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari sebuah bank milik daerah, dengan nilai kontrak pembangunan mencapai Rp 1.299.000.000.
Konsepnya dirancang sebagai ruang terbuka hijau dan tempat bermain anak yang nyaman. Yang membuatnya spesial adalah sentuhan arsitektur Majapahitan yang kental pada setiap ornamen dan strukturnya, mengingatkan kita pada kejayaan Kerajaan Majapahit yang lekat dengan sejarah Mojokerto. Kehancuran ini bukan hanya kerugian material, tetapi juga sentuhan terhadap sebuah ikon kota yang memadukan kehijauan dengan warisan budaya.
Kejadian ini diharapkan menjadi perhatian bersama, tidak hanya untuk proses pemulihan yang cepat tetapi juga untuk evaluasi perawatan dan penanaman pohon yang lebih tahan cuaca ekstrem di ruang publik, agar warisan publik yang indah dan bersejarah seperti Taman Benpas dapat terlindungi dengan lebih baik di masa depan.






