, ,

Transfusi Darah 500 Karung Sekam Untuk Benteng Penyelamat Di Jalur Tengkorak Mojokerto

oleh -128 Dilihat

Benteng Sekam Diperkuat, Nyawa Pengendara di Jalur Maut “Tengkorak” Pacet Dijaga Kembali

Kota Mojokerto- Di jantung jalur alternatif Mojokerto-Batu yang terkenal akan tikungan tajam dan turunannya yang menguji nyali, sebuah upaya kemanusiaan terus bergulir. Jalur penyelamat di tikungan Gotekan, Dusun Pacet Selatan, Desa Pacet, baru saja mendapatkan “transfusi darah” dengan penambahan 500 karung sekam padi. Langkah ini merupakan bagian dari revitalisasi berkelanjutan untuk memastikan benteng penyelamat tersebut tetap optimal menahan laju kendaraan yang mengalami rem blong di jalur yang dijuluki “jalur tengkorak” ini.

Transfusi Darah 500 Karung Sekam Untuk Benteng Penyelamat Di Jalur Tengkorak Mojokerto
Transfusi Darah 500 Karung Sekam Untuk Benteng Penyelamat Di Jalur Tengkorak Mojokerto

Baca Juga : Pertempuran Kota Ke Perlawanan Terorganisir Dari Mojokerto

Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Mojokerto, Saiful Anam, menegaskan bahwa penebalan ini bukanlah sekadar aktivitas seremonial. “Ini adalah soal nyawa. Setiap karung sekam yang kami tata adalah upaya terakhir untuk meredam energi benturan dan menyelamatkan jiwa pengendara yang sedang dalam situasi darurat,” ujar Anam dengan penuh keyakinan. Ia menjelaskan, fungsi utama jalur ini adalah sebagai penyerap energi, menghentikan kendaraan dengan cara yang lebih lunak untuk mencegah outcome terburuk.

Aksi gotong royong yang dipelopori oleh FPRB ini melibatkan kepingan-kepingan penting lainnya, seperti BPBD, UPT PJJ DPU Bina Marga Jawa Timur, dan kepolisian. Sinergi ini tidak hanya berfokus pada menumpuk karung sekam. Permukaan jalur darurat juga diratakan untuk menghindari oleng, sementara rambu-rambu peringatan dan marka jalan di sekitarnya dibenahi untuk meningkatkan kewaspadaan pengendara sejak dini. “Kami bekerja tanpa jadwal tetap. Begitu ada kebutuhan atau laporan kerusakan, kami bergerak. Prinsipnya, keselamatan tidak bisa ditunda,” tambah Anam.

Perjalanan Panjang Mitigasi di Jalur Maut

Jalur penyelamat bersama dengan benteng sekam telah menjadi penjaga nyawa di dua titik rawan: tikungan Gotekan dan rest area AMD.

Seiring waktu, para relawan terus berinovasi mencari material terbaik untuk bantalan penyelamat. Eksperimen pun dilakukan, mulai dari menggunakan tongkol jagung, tumpukan ban bekas, hingga hamparan pasir. Namun, pengalaman di lapangan membuktikan bahwa tumpukan karung sekam padi menawarkan efektivitas tertinggi. Material alami ini memiliki daya serap goncangan yang baik, relatif tidak merusak kendaraan secara ekstrem, dan mudah diperbarui.

Julukan “jalur tengkorak” untuk area Pacet – Cangar, terutama dari arah Batu, bukannya tanpa alasan. Turunan panjang dan ekstremnya bagai ujian akhir bagi sistem pengereman kendaraan berat seperti truk dan bus. Kombinasi antara kemiringan yang curam, tikungan beruntun, dan tekanan pada rem menciptakan formula yang berisiko tinggi memicu kecelakaan.

“Harapan kami, komitmen untuk merawat jalur penyelamat ini bisa berlangsung secara berkala dan berkelanjutan,” pungkas Anam. “Ini bukan hanya tentang memperbaiki infrastruktur, tetapi tentang membangun budaya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana. Setiap karung sekam yang kami pasang adalah ikhtiar nyata untuk mewujudkan keselamatan bagi siapapun yang melintas di jalur rawan ini.”

Upaya Kolaboratif Wujudkan Keselamatan Berkelanjutan di Jalur Pacet

Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Mojokerto juga gencar melakukan sosialisasi langsung kepada sopir angkutan barang dan travel. “Kami tidak hanya meminta mereka berhati-hati, tetapi juga menjelaskan secara spesifik tindakan yang harus dilakukan jika rem blong terjadi,” jelas Saiful Anam. Sosialisasi ini mencakup cara menggunakan gigi rendah dan memanfaatkan jalur darurat dengan benar.

Komitmen Jangka Panjang dan Partisipasi Masyarakat

Di sisi lain, pemerintah daerah berkomitmen mendukung penuh upaya-upaya mitigasi ini. Dinas Pekerjaan Umum, misalnya, akan memasukkan pemeliharaan jalur penyelamat dalam program rutinnya. Mereka juga merencanakan pemasangan kamera pemantau untuk merespons insiden dengan lebih cepat.

Transfusi Darah Masyarakat setempat pun turut ambil bagian. Para pemilik warung dan warga di sepanjang jalur Pacet-Cangar bersedia menjadi ‘mata dan telinga’. “Mereka seringkali menjadi orang pertama yang mengetahui dan melaporkan kecelakaan. Kami melatih mereka untuk dapat memberikan pertolongan pertama dasar,” tambah Anam. Kolaborasi yang erat antara relawan, pemerintah, dan masyarakat inilah yang menjadi kunci utama.

Sebuah Gerakan yang Terus Bergerak

Pada akhirnya, keselamatan di jalur rawan seperti Pacet adalah tanggung jawab kolektif. Setiap pemasangan karung sekam, setiap rambu yang didirikan, dan setiap sosialisasi yang diberikan merupakan sebuah gerakan berkelanjutan. Gerakan ini tidak hanya memperbaiki infrastruktur, tetapi juga membangun budaya sadar keselamatan.

Dior

No More Posts Available.

No more pages to load.