Tingkatkan Profesionalitas, Wali Kota Mojokerto Buka Pelatihan Analisis Rasio Keuangan untuk Pengawas Koperasi
Kota Mojokerto- Dalam upaya memperkuat fondasi perekonomian kerakyatan, Pemerintah Kota Mojokerto melalui Wali Kota Ika Puspitasari secara resmi membuka Pelatihan Analisis Rasio Keuangan bagi Pengawas Koperasi. Acara yang berlangsung ini menekankan betapa krusialnya peran pengawas sebagai ‘pandu’ yang menjamin kesehatan dan keberlangsungan usaha koperasi.

Baca Juga : Nasib 18 Pegawai Honorer Kota Mojokerto Belum Pasti Usai Tak Masuk Daftar PPPK Paruh Waktu
Pelatihan yang digelar di Sentra IKM Batik Maja Bharama Wastra, Kelurahan Gununggedangan, Kecamatan Magersari ini bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah langkah strategis untuk membekali para pengawas dengan ‘senjata’ terampil dalam membaca laporan keuangan.
Dalam sambutannya yang penuh semangat, Wali Kota yang akrab disapa Ning Ita ini menegaskan bahwa amanah sebagai pengawas koperasi harus dibarengi dengan profesionalitas dan integritas yang tinggi
“Menerima amanah sebagai pengurus atau pengawas koperasi adalah sebuah kehormatan dan tanggung jawab besar, bukan hanya kepada anggota tetapi juga secara hukum. Pertanggungjawabannya tidak main-main. Karena itu, kita harus selalu mengedepankan profesionalitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam setiap langkah pengelolaannya,” tegas Ning Ita dengan lugas.
Ning Ita juga menyoroti akar permasalahan yang sering menjerat koperasi, yaitu pengelolaan keuangan yang tidak sehat. Menurutnya, masalah ini seringkali berawal dari sikap tidak tegas yang dikalahkan oleh rasa kekeluargaan dan kedekatan personal.
“Kita harus bisa membedakan dengan jelas antara urusan bisnis dan urusan kekeluargaan. Mencampuradukkan kedua hal ini justru akan menjadi bumerang yang dapat merugikan banyak pihak, merusak kepercayaan, dan tidak menutup kemungkinan berujung pada persoalan hukum. Ingat, koperasi adalah badan usaha yang diakui hukum, sama seperti bentuk usaha lainnya,” jelasnya memaparkan.
Lebih lanjut, Ning Ita berharap pelatihan ini dapat menjadi catalyst bagi terwujudnya tata kelola koperasi yang lebih baik
“Ketika koperasi dikelola secara profesional, transparan, dan akuntabel, maka manfaatnya akan dirasakan langsung oleh anggota. Anggota akan merasa senang, kepercayaan mereka akan terjaga, dan pada akhirnya koperasi akan tumbuh menjadi soko guru perekonomian yang tangguh di Kota Mojokerto,” pungkasnya.
Selanjutnya, pelatihan hari pertama langsung menyuguhkan materi yang aplikatif
Tak hanya menyimak teori, para peserta langsung mempraktikkan cara menghitung berbagai rasio keuangan menggunakan studi kasus dari laporan keuangan koperasi nyata. Akibatnya, suasana pelatihan menjadi sangat interaktif karena peserta aktif bertanya dan berdiskusi.
Sebagai contoh, salah satu narasumber memaparkan pentingnya rasio likuiditas. “Rasio ini,” jelasnya, “secara khusus mengukur kemampuan koperasi melunasi kewajiban jangka pendek. Oleh karena itu, Anda harus jeli memantau angka ini agar dapat mencegah terjadinya kesulitan kas.”
Di sisi lain, para peserta juga mempelajari rasio profitabilitas. Rasio ini pada dasarnya menjadi tolok ukur efektivitas pengelolaan koperasi dalam menghasilkan keuntungan. Dengan demikian, pengawas dapat menilai apakah pengurus sudah menjalankan operasional dengan efisien.
Selain itu, pelatihan ini juga membangun jaringan antar pengawas koperasi. Selama sesi coffee break, mereka saling bertukar pengalaman dan tantangan yang mereka hadapi di koperasi masing-masing. Bahkan, mereka sepakat membentuk grup komunikasi untuk saling berkonsultasi di masa depan.







