Mojokerto – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Mojokerto berencana melakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap proyek pembangunan dan pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang ada di wilayahnya. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk pengawasan terhadap pelaksanaan program literasi yang didanai oleh anggaran daerah.
Rencana inspeksi tersebut mencuat setelah sejumlah anggota dewan menerima laporan dari masyarakat terkait kondisi fasilitas TBM yang dinilai belum maksimal, baik dari sisi infrastruktur, koleksi buku, hingga efektivitas pengelolaan kegiatan literasi.
Fokus Pemeriksaan: Transparansi dan Efektivitas Anggaran
Ketua Komisi III DPRD Kota Mojokerto, Sujati, menegaskan bahwa pihaknya akan menyoroti sejumlah aspek, termasuk alokasi anggaran, kualitas bangunan fisik, serta pemanfaatan TBM oleh masyarakat.
“Kami ingin memastikan bahwa dana yang digelontorkan untuk TBM benar-benar dimanfaatkan sesuai tujuan, yaitu mendukung budaya literasi di tengah masyarakat,” ujar Sujati.
Sorotan terhadap Kelengkapan dan Aktivitas TBM
Beberapa TBM yang telah berdiri di sejumlah kelurahan akan menjadi objek peninjauan, terutama yang dilaporkan kurang aktif atau hanya menjadi simbol fisik tanpa kegiatan berkelanjutan.
“Kami tidak ingin TBM hanya menjadi proyek seremonial. Harus ada aktivitas yang hidup dan berdampak bagi masyarakat, terutama anak-anak dan generasi muda,” lanjutnya.
Baca juga: Gus Bupati Mojokerto Ajak GP Ansor Gempur Rokok Ilegal
Dukungan dari Masyarakat Diharapkan
Langkah DPRD ini mendapat tanggapan positif dari sejumlah warga yang berharap TBM bisa berfungsi optimal sebagai ruang belajar alternatif. Sebagian warga mengeluhkan minimnya informasi mengenai jadwal kegiatan TBM atau belum adanya penjaga tetap yang bisa memfasilitasi pengunjung.
DPRD juga meminta Dinas Pendidikan dan instansi teknis lainnya untuk terbuka dalam memberikan data dan mendampingi dalam kunjungan lapangan.
Kesimpulan
Dengan adanya langkah pengawasan ini, DPRD Kota Mojokerto menunjukkan komitmennya dalam mendukung penguatan literasi lokal.
Literasi bukan sekadar program, tetapi sebuah investasi jangka panjang untuk mencetak generasi yang cerdas dan berdaya saing. DPRD pun ingin memastikan bahwa setiap rupiah dari anggaran daerah berkontribusi nyata untuk cita-cita tersebut.